Welcome

BAB I . PETA



            Pertama kali dibuat oleh bangsa BAbilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 SM. Pemetaan di jaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350SM) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Sepanjang periode pertengahan. Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cra pandang agama. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistis di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi. Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Peta terus berkembang pada abad 17, 18, dan 19 secara lebih akurat dan nyata menggunakan metode-metode yang ilmiah.
            Sekarang peta hampir  digunakan di setiap lini kehidupan. Anda tahu GPS dalam ponsel pintar Anda? GPS adalah aplikasi berbasis tekhnologi peta. Titik berat penggunaan GPS adalah kemampuan memberikan data akurat tentang keberadaan dan fasilitas-fasilitas terdekat yang bisa dijangkau akan dapat diketahui dengan cepat.

1.      Prinsip-prinsip Dasar Peta dan Pemetaan
a.       Pengertian Peta.
Secara umum peta adalah gambaran secara menyeluruh mengenai permukaan bumi pada bidang datar dengan ukuran dan skala tertentu dan menggunakan suatu proyeksis yang telah ditentukan. Berikut ini definisi para ahli kartogafi tentang pengertian peta:
1)      Menurut ICA (International Cartographic Associatin)
Peta adalah suatu gambaran atau resperentasi unsur-unsur  kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa.
2)      Menurut Erwin Raisz
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang dipekecil sebagaimana kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambahi tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.
3)      Menurut R.M. Soetardjo Soejosoemarno
Peta merupakan suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil perbandingan ukuran yang disebut dengan skala.
b.      Jenis-Jenis Peta
Peta dapat dibedakan menurut skala, isi, objek yang dipetakan dan bentuknya.
1)      Berdasarkan skala
Ada 5 jenis peta skala dalam khasanah ilmu geografi yaitu:


Jenis Peta
Penggunaan
Peta Kadaster
(1:100 s.d. 1:5000)
Untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah.
Peta skala besar
(1:5000 s.d. 1:250.000)
Untuk menggambarkan darah yang relatif sempit, misalnya kelurahan, kecamatan, dll.
Peta skala sedang
(1:250.000 s.d. 1:500.000)
Untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya daerah provinsi, daerah kota.
Peta skala kecil
(1:500.000 s.d. 1:1.000.000)
Untuk menggambarkan peta yang lebih luas, suatu negara
Peta skala geografis
(<1:1.000.000)
Untuk menggambarkan kelompok negara, benua, atau dunia.



2)      Berdasarkan isi
a.       Peta umum atau peta ikhtisar.
Peta menggambarkan suatu daerah di permukaan bumi secara umum. Jenis peta ada 2 yaitu:
(1)   Peta Topografi  adalah peta yang menggambarkan bentuk relief/tinggi rendahnya dari permukaan bumi.
(2)   (2) Peta Corografi  adalah peta yang menggambarkan daerah yang sangat luas, misalnya Negara, benua dan lain sebagainya.
(3)   Peta dunia adalah peta umum yang berskala kecil menggambarkan seluruh dunia dalam satu peta.
b.      Peta khusus atau peta tematik.
Peta yang menggambarkan satu atau dua kenampakan yang ada di permukaan bumi, contoh peta-peta tematik antara lain:
(1)   Peta geologi, menerangkan struktur  batuan dan sifatnya yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.
(2)   Peta tanah air, menggambarkan pesebaran tanah dan air dalam suatu daerah.
(3)   Peta irigasi, menggambarkan saluran irigasi dari suatu daerah. Biasanya disertai sungai dan waduk.
(4)   Peta transportasi, menggambarkan jalur-jalur lalu lintas baik darat, laut maupun udara.
(5)   Peta arkeologi, menggambarkan penyebaran letakpeninggalan benda-benda purba,
(6)   Peta ishoyet, menggambarkan banyaknya curah hujan di suatu tempat
(7)   Peta tanah, menjelaskan tentang jenis-jenis tanah dan tingkat aktivitas manusia yang terjadi setiap hari.
(8)   Peta penggunaan lahan, menggambarkan bentuk penggunaan tanah yang ada hubungannya antara lingkungan geografi dan aktivitas manusia.
3)      Berdasarkan objek yang dipetakan
Peta dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a)      Peta statis atau stationer adalah peta yang menggambarkan keadaan yang relative tetap atau jarang berubah. Misalnya peta jenis tanah, peta administrasi suatu wilayah desa atau perkotaan dan peta geologi.
b)      Peta dinamis adalah peta yang isinya menggambarkan keadaan yang dinamis atau cepat berubah. Misalnya peta transmigrasi, peta urbanisasi, peta tata guna lahan dan peta perencanaan wilayah kota.
4)      Berdasarkan bentuk
Peta dibagi menjadi 3 macam:
a)      Peta timbul (peta relief), yaitu peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya.
b)      Peta dasar (peta biasa), yaitu peta yang dibuat pada suatu bidang datar misalnya pada kertas.
c)      Peta digital, yaitu peta yang dibuat dengan menggunakan computer. Peta digital ditayangkan melalui monitor computer atau layar televise.
c.       Komponen-komponen Peta.
Komponen peta digunakan untuk membantu pembacaan peta mengenai deskripsi potensi daerah serta deskripsi sesungguhnya. Pada umumnya komponen peta terdiri dari:
1)      Judul peta, memuat isi peta. Judul peta hendaknya memuat informasi yang sesuai dengan isi peta sehingga memudahkan pengguna. Judul peta bisa bersifat administrative dan problematik.
2)      Garis astronomis, untuk menentukan letak dari daerah yang ada dalam peta.
3)      Inset, gambaran suatu daerah yang tidak terlihat dalam peta utama karena daerah tersebut terlihat kecil.
4)      Garis tepi peta, alat bantu untuk menentukan bahwa gambaran pada peta apakah sudah pada posisi di tengahnya.
5)      Sumber peta, wajib dituliskan agar keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan.
6)      Tahun pembuatan peta, harus dicantumkan karena untuk mengantisipasi perubahan data pada daerah yang digambarkan.
7)      Arah mata angin, untuk mengetahui arah pada daerah yang digambarkan di peta.
8)      Warna peta, untuk membedakan jenis daerah peta yang sesungguhnya pada peta
9)      Legenda, untuk membantu dalam menjelaskan symbol-simbol dalam peta.
10)  Lattering, tulisan dan angka-angka untuk mempertegas arti dan symbol-simbol yang ada.
11)  Simbol peta, digunakan untuk mengetahui daerah sesungguhnya dengan tanda relevan.
Menurut bentuknya simbol peta dibedakan menjadi tiga, yaitu: simbol, titik, simbol garis dan simbol bidang.
a)      Symbol titik adalah symbol yang digunakan untuk menggambarkan objek geografi berupa titik.
b)      Symbol garis adalah symbol yang digunakan untuk dalam peta untuk menggambarkan fenomena geografi yang memanjang.
c)      Symbol bidang adalah symbol yang digunakan dalam peta untuk menggambarkan suatu luasan tertentu.
12)  Skala peta, merupakan hitungan mengenai perbandingan antara jarak dip eta dengan jarak di daerah sesungguhnya. Dalam ilmu geografi skala peta dapat dibagi menjadi:
a)      Skala garis adalah skala yang digambarkan dengan menggunakan garis lurus dengan dibatasi jarak yang sama.
Rumus yang digunakan dalam skala garis adalah;





Ket:
S          : skala
MD      : jarak pada peta
GD      : jarak di lapangan




b)      Skala numeric (angka) adalah skala yang ditulis dalam bentuk angka pecahan.
c)      Skala verbal adalah skala yang dituliskan dengan kalimat. Pembuatan skala ini dipakai untuk jenis peta yang tidak menggunakan perhitungan matrik.
13)  Proyeksi peta adalah cara pemindahan lintang/bujur pada lengkungan bumi ke bidang datar.
d.